Di tengah dinamika kehidupan era digital yang serba cepat dan globalisasi yang terus berlanjut, terkadang kita lupa pada hal sederhana yang dianggap “receh” namun bisa berdampak negatif bagi manusia dan lingkungan. Sesederhana kebiasaan mengelola pembuangan sampah, atau yang kerap terjadi saat ini adalah ketidaktauan publik dalam mengelola sampah elektronik. Adakah cara tepat untuk membuang sampah elektronik? Apakah pernah terpikir dampak negatif ketika kita membuang sampah elektronik yang dijadikan satu dengan sampah rumah tangga? 

Berawal dari rasa penasaran, Rafa Jafar [1], seorang anak yang saat itu duduk di bangku SD, mempertanyakan tempat yang tepat untuk membuang tumpukan gawai bekas yang berada di rumahnya. Rafa pun menganalisis fenomena masyarakat Indonesia yang kerap memiliki lebih dari satu gawai dan berujung pada tumpukan sampah elektronik. Hal ini ia tuangkan ke dalam karya tulisnya – yang kemudian diterbitkan menjadi sebuah buku dengan judul ‘E-Waste: Sampah Elektronik’. Tidak berhenti di situ, Rafa melanjutkan dengan aksi nyata dengan mengajak teman-teman di sekitarnya untuk mengumpulkan sampah elektronik, dan bekerjasama dengan perusahaan resmi yang dapat mengelola limbah elektronik, hingga terbentuk komunitas EwasteRJ yang rutin melakukan edukasi di berbagai platform. 

Singkat cerita, tanpa disadari, aksi nyata berkelanjutan yang dilakukan oleh Rafa dan komunitasnya, tidak hanya didengar oleh masyarakat sekitar namun juga mendorong para pelaku industri atau produsen produk elektronik hingga pemerintah sadar akan pentingnya ekosistem pengelolaan e-waste di Indonesia. Hasil dari tindakan dan perilaku yang tulus tanpa mengharapkan pamrih dari seorang Rafa, secara tidak sengaja menginspirasi masyarakat dan memberikan kontribusi serta perubahan positif di tingkat lokal, sehingga muncul pengakuan dari publik akibat aksi nyata tersebut – ini merupakan asal muasal munculnya istilah ‘local hero’ kepada seorang individu atau pun kelompok.

Seorang local hero menjadi figur penting dalam komunitasnya karena bisa menjadi sumber inspirasi dan teladan bagi orang lain. Selain memberikan dampak positif dalam berbagai cara, secara tidak langsung juga membantu meningkatkan kualitas hidup penduduk setempat, membantu mereka yang membutuhkan, atau mempromosikan nilai-nilai sosial dan budaya yang penting bagi komunitas. Hal ini yang membuat peran local hero mampu menciptakan dampak signifikan, utamanya untuk mendorong pesan yang ingin disampaikan sebuah korporasi maupun merek/brand.

Ketika sebuah korporasi/merek terlibat dengan seorang local hero yang memiliki pengaruh dan reputasi baik di komunitas, dapat menciptakan ketertarikan emosional dan relevansi yang kuat dengan stakeholder terkait. Hal ini menciptakan persepsi positif dimana korporasi/merek tersebut dinilai peduli dengan nilai-nilai masyarakat lokal sehingga mendorong reputasi yang positif. 

Korporasi/merek yang memiliki nilai-nilai yang sejalan dengan misi local hero dapat berkolaborasi untuk menyebarkan pesan positif terkait visi, misi dan tujuan bersama. Upaya ini menciptakan citra baik bagi korporasi/merek sebagai bagian dari komunitas yang peduli dan bertanggung jawab dalam memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Masyarakat yang mengagumi local hero seringkali ingin mendukung korporasi/merek yang mendukung local hero tersebut. Hal ini dapat meningkatkan keterlibatan stakeholder, seperti konsumen yang turut aktif mendukung inisiatif dan bersedia melakukan transaksi produk/jasa dari korporasi/merek tersebut. Kehadiran local hero dapat menjadi cerita yang menginspirasi, dan mendorong terciptanya cerita pemasaran yang kuat. Ini adalah alat efektif dalam menciptakan konten organik yang menarik untuk kampanye pemasaran yang mempengaruhi pandangan konsumen tentang suatu merek.

Setiap individu dapat menjadi local hero dengan caranya masing-masing melalui kontribusi positif pada masyarakat sekitar – tentunya dapat diawali dengan pertanyaan “receh” dan langkah kecil serta kerja keras berkelanjutan untuk mendapatkan jawaban dan solusi. Namun, penting untuk dicatat bahwa upaya kolaborasi dengan local hero harus didasarkan pada nilai-nilai bersama dan dampak positif yang nyata pada komunitas. Jika upaya ini dianggap sebagai tindakan pemasaran semata, maka dapat merusak reputasi korporasi/merek. Oleh karena itu, kolaborasi dengan local hero harus dilakukan dengan integritas dan komitmen yang kuat terhadap tujuan bersama.

Penulis: Carissa Angie Lesmana
Editor: Dwi Retno Damayanti, Account Manager ID COMM dan Tyas Sastradipradja, Associate Director ID COMM.

[1] https://www.kompas.id/baca/muda/2021/04/07/rafa-jafar-gigih-mencari-solusi-sampah-elektronik