Segera setelah wabah coronavirus, Indonesia dan negara-negara di seluruh dunia menerapkan kebijakan jarak sosial dan mengurangi aktivitas di luar rumah untuk mengurangi penyebaran pandemi. Setiap individu didorong untuk bekerja, belajar, dan beribadah di rumah. Selain lansia, anak-anak menjadi kelompok kedua yang rentan terhadap penyakit ini. Penguncian kota dan penutupan sekolah berdampak pada pendidikan, kesehatan mental, dan akses ke layanan kesehatan dasar mereka. Selain itu, dengan aktivitas fisik dan ruang yang terbatas di rumah, anggota keluarga menjadi lelah. Kementerian Pemuda dan Olahraga, melalui Deputi III Bidang Budaya Olahraga, meluncurkan Kampanye siOlga (Kreasi Olahraga Bersama Keluarga), yang menargetkan anak-anak dan orang tua. siOlga dirancang untuk mempererat hubungan antar anggota keluarga, menjaga kesejahteraan fisik dan mental mereka, serta mengisi waktu selama pembatasan diri dengan aktivitas positif yang berkualitas.

ID COMM ditunjuk untuk menyebarluaskan pesan tentang pentingnya menjaga kekebalan tubuh melalui gerakan dan olahraga, khususnya kepada keluarga dengan anak usia 2-7 tahun melalui konten edukatif. Pesan-pesan dikemas secara kreatif melalui serial komik yang mencerminkan kehidupan sehari-hari selama pandemi, sesi webinar yang melibatkan ahli pendidikan anak usia dini, dan program komunitas. Kampanye yang dipimpin oleh ID COMM juga menghadirkan kompetisi menarik untuk aktivis olahraga individu dan orang-orang yang berorientasi pada keluarga, yang berlangsung selama satu bulan. Salah satu strategi sukses dalam menarik perhatian anak-anak, yang merupakan target utama kampanye, adalah dengan menciptakan figur unicorn SIOLGA sebagai maskot kampanye.

Dengan merancang strategi komunikasi yang efektif, secara konsisten menyampaikan pesan utama, dan mendapatkan dukungan dari pemangku kepentingan, kampanye ini berhasil menarik audiens target. Hal ini dapat dilihat dari jumlah partisipasi dalam kompetisi dan tingkat interaksi yang tinggi pada setiap konten yang diunggah.