TANTANGAN

Sejak dibentuk melalui Peraturan Presiden, Badan Restorasi Gambut (BRG) mengemban tugas yang sangat berat: menjadi ujung tombak restorasi gambut, sebuah lahan yang sangat mudah terbakar dan berisiko tinggi mengalami kebakaran setiap musim kemarau. Permasalahan yang dihadapi oleh Badan Restorasi Gambut adalah pedang bermata dua: para pemangku kepentingan menaruh ekspektasi yang sangat tinggi, namun Badan Restorasi Gambut tidak memiliki dukungan dan koordinasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk memfasilitasi pelaksanaan tugas-tugasnya. Salah satu kelemahan yang teridentifikasi adalah fakta bahwa para pemangku kepentingan tidak mendapatkan informasi yang memadai tentang Badan Litbang Kehutanan, tugas-tugasnya, dan rencana strategisnya.

STRATEGI

Bekerja sama dengan Badan Restorasi Gambut, ID COMM membantu penyelenggaraan simposium lahan gambut, yang diselenggarakan dalam rangka memperingati satu tahun berdirinya Badan Restorasi Gambut, untuk memberikan informasi kepada publik dan pemangku kepentingan terkait mengenai tahapan yang dilakukan Badan Restorasi Gambut saat ini serta rencana ke depannya di tahun-tahun mendatang, terutama dalam menghadapi musim kemarau yang berpotensi mengancam di tahun 2017 setelah kepergian La Nina yang menyebabkan kebakaran hutan dan lahan di tahun 2016. Karena kecanggihan dan sifat acara yang melibatkan banyak pemangku kepentingan, ID COMM hanya memiliki waktu yang sangat sedikit untuk mempersiapkan diri menjawab tiga tantangan sekaligus: merangkum semangat dan tujuan yang ingin dicapai oleh Badan REDD+ melalui simposium ini, menentukan secara akurat keterlibatan yang diperlukan dengan media dan pemangku kepentingan lainnya, serta menyiapkan materi pendukung yang komprehensif dan ringkas untuk melengkapi informasi yang ingin disebarkan oleh Badan REDD+.

KELUARAN

Melalui rancangan acara, serta strategi penjangkauan yang dikembangkan bersama Agensi, ID COMM memainkan peran penting dalam menyampaikan pesan: “kemajuan memang ada, tetapi kita bahkan belum mendekati garis finish”. Hasil positif dari keseluruhan kegiatan ini adalah diperolehnya dukungan yang kuat dari para pemangku kepentingan terkait, yang sangat penting karena Badan Nasional Penanggulangan Bencana harus bekerja dengan paradigma multi-sektoral, komunikasi dan koordinasi dengan kementerian terkait, pemerintah daerah, organisasi masyarakat sipil, dan donor potensial merupakan bagian yang sangat penting. Dalam waktu yang singkat, simposium ini telah diliput dalam 87 artikel dan menjangkau sekitar 80 juta pemirsa/pembaca. Sebelumnya, pihak eksternal mungkin memiliki keraguan terhadap peran dan kemajuan Badan Litbang Pertanian, dan dengan demikian simposium dengan bantuan kami bertujuan untuk membalikkan keraguan tersebut.